<<..:: MARHABAN AHLAN WASAHLAN SUGENG RAWUH SELAMAT DATANG WELCOME ::..>>

Friday 26 February 2010

kesedihan santri

Kesedihan Seorang Santri

Bukanlah dikatakan sebagai manusia apabila ia sempurna dalam segalanya

Tidaklah pantas bagi manusia membanggakan dirinya

Atas apa yang telah ia peroleh dan ia miliki

Sesungguhnya manusia hanyalah puing-puing sampah tak berguna

Yang menyelimuti gumpalan debu yang berhamburan di atas curahan air mata kesengsaraan

Berayunkan angin malam yang sunyi dan sepi

Tanpa sahabat dan tanpa kebahagiaan

Berpegangan suara gemuruh hentakan bumi dipijak kesunyian

Sendiri menanti datangnya sinar mentari

Menyinarinya dengan cahaya kebahagiaan

Suara merdu rembulan bagaikan goncangan

Air sungai mengalir dengan deras tiada hentinya membuat dia semakin kesepian

Bukan hal biasa jika ia menginginkan dirinya didaur ulang

Agar dapat berguna dan bermanfaat bagi para hamba yang selalu melakukan perbuatan dosa

Mempertahankan martabat

Berebut tahta

Memegang kekuasaan

Berjalan dalam kemewahan

Sengsara dalam kemudahan

Menghilang dengan kebahagiaan

Selamanya dalam keabadian

Namun……..

Tanpa meraka sadari

Mereka hanya hidup dalam perjalanan

Yang nantinya pasti akan kembali pulang

Datang dengan keterbatasan

Berkelana dalam keserakahan

Dan kembali dalam kepedihan

Sepi……tanpa suara yang didengarkan

Hanyalah jeritan malam yang terlihat

Hanya bayang-bayang sang idaman yang difikirkan

Diimpikan seekor kerang menghargainya

Namun………apalah daya

Ia sadari bahwa ia tidaklah berguna , dan

Bukanlah seekor kerang yang datang , namun

Gumpalan api yang membara membakar dada dan hatinya

Tanpa belas kasih

Mengobarkan jiwa dan raganya sampai habis terbakar

Jiwanya perih dan pedih menahan panas yang membara di dada

Dirinya hancur lebur

Kini…..

Ia semakin yakin bahwa dirinya sangatlah hina

Angin membawa dirinya bercampur dengan tanah

Yang selalu dipijak oleh siapapun

Yang mempunyai martabat tinggi

Gundah hatinya karena tiada mentari yang menyinari

Hanyalah kotoran dan tanah yang menemaninya

Bercampur dengan air mata yang berlinang membasahi diri

Dengan kepedihan dan rasa kerendahan

Ketika mentari memancarkan sinarnya

Menerangi seluruh alam dengan kasih sayang yang hangat

Kini…….

Ia mengerti bukanlah martabat yang dicari

Bukanlah kemewahan

Bukanlah kesenangan dan kebahagiaan

Bukanlah kearifan

Bukanlah kesucian

Bukanlah harga diri

Bukanlah kesombongan

Bukanlah kebencian

Bukanlah cinta

Bukanlah sayang

Melainkan kemanfaatan dirinya bagi yang sedang dilanda kerinduan

Walaupun ia hanyalah puing-puing sampah yang terbakar jiwa dan raganya

Dan…………

Ia mengerti karena dirinya sang kupu-kupu yang indah

Terbang menjulang tinggi di atas air mata kebahagiaan

Dapat hidup dan menghirup udara kesegaran dengan bebas dan lepas

Menghisap madu dari buah curahan air mata kepedihan dan kesengsaraan

Yang telah ia keluarkan

Dan haruslah selalu diingat bahwa

“Harga diri bukanlah yang utama, namun”

“Tanpa harga diri, manusia tidak akan menjadi utama”

Kesedihan santri

Dicurahkan dari hati yang membusuk menginginkan wewangian

Yang selalu menyinarinya dengan kebahagiaan yang berbuah kepedihan

Menyelimtinya keceriaan yang berbuah kesengsaraan

25 Februari 2010

Wednesday 24 February 2010

SURAT_permohonan_rekomendasi PPMI

kop Yayasan

Nomor : 01/P4MI/I/2010 Magelang, 02 Januari 2010

Perihal : Permohonan Surat Rekomendasi

Sifat : Segera

Kepada :

Yth, Bpk. Bupati Magelang

Di Kota Mungkid

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan Rohmat Taufiq Hidayah serta InayahNya semoga keadaan Bapak dan seluruh stafnya masih dalam lindunganNya. Amien.

Bersama ini kami Panitia Pembangunan Asrama Pondok Pesantren Putra Putri "Ma'ahidul 'Irfan" Dusun Soropaten,Desa Gandusari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang dengan rendah hati memohon kepada Bapak Bupati Magelang, untuk memberikan surat Rekomendasi Permohonan Alokasi Dana kepada Gubernur Jawa Tengah di Semarang dan para dermawan Guna melanjutkan Pembangunan Asrama Pondok Pesantren "Ma'ahidul 'Irfan" di Soropaten, kami akan melanjutkan tahap ke tiga yang keseluruhannya akan menelan biaya Rp 718.040.000,- (Tujuh Ratus Delapan Belas Juta Empat Puluh Ribu Rupiah). Pada Tahap Pertama Pembangunan Asrama Pondok Pesantren ini telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2003 s/d bulan Desember 2003 dengan biaya sebesar Rp 179.510.000,-. Tahap ke dua dilaksanakan sejak bulan Agustus 2007 s/d Desember 2007 dengan menelan biaya sebesar Rp.279.510.000,-. Dan tahap ke tiga dilaksanakan pada bulan november 2009 dengan menelan biaya sebesar Rp.100.270.000,-.

Namun sampai sekarang pelaksanaan pembangunan tertunda karena kurangnya dana.

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, semoga sudilah kiranya Bapak Bupati memberikan surat rekomendasi tersebut.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

PANITIA PEMBANGUNAN PONDOK PESANTREN “MA’AHIDUL ‘IRFAN”

Sekretaris

(Fajar Tri Anggono)

Ketua

(Zainy Masykuri)

Mengetahui

Pengasuh PPMI

(KH.M Aliyyul Munief Qst)

SYAHADAH

WAJAR DIKDAS SALAFIYAH

PONDOK PESANREN MA’AHIDUL ‘IRFAN

Soropaten Gandusari Bandongan Magelang


S Y A H A D A H



Nomor : 001/swd/I//2010

Dengan memohon Rahmat dan Hidayah Allah SWT, kami berikan penghargaan ini kepada :

Nama : ..................................

No. Induk : ......................................

Alamat : ........................................

.....................................

Atas peran aktifnya dalam Pendidikan di dalam Program Pendidikan Wajar Dikdas Salafiyah Pondok Pesantren Salafiyah Pondok Pesantren Ma’ahidul ‘Irfan dalam mengikuti Tes Semester Gasal yang dilaksanakan pada hari ahad, 3 Januari 2010 s/d hari Kamis, 7 Januari 2010

----------------------------------------------------------- Dengan peringkat I (Satu)

Semoga dengan penghargaan ini senantiasa dapat menjadikan sebuah kenang-kenangan dan menjadi dorongan untuk meningkatkan prestasi di masa yang akan ating sehingga menjadi generasi yang Sholih / Sholihah. Amien.

Soropaten , 22 Januari 2010


Penanggung Jawab Program

Wajar Dikdas Salafiyah

Fajar Tri Anggono

santri harus_ikuti_perkembangan_IPTEK

Santri Harus Ikuti Perkembangan Iptek

CIGONDEWAH,(GM)-
Para santri hendaknya menyadari, saat ini dunia sedang menghadapi berbagai tantangan dan kemajuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dari waktu ke waktu. Kondisi seperti ini hendaknya dijadikan peluang untuk lebih mengembangkan diri, supaya menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan berwawasan luas.

"Demi kemajuan kaum muslimin, seraplah ilmu dan aplikasikan untuk kepentingan umat," kata Kepala Kandepag Kota Bandung, Drs. H. Diding saat membuka pelatihan life skill pengenalan teknologi dan media informasi, bagi santri di Pontren Sindang Resmi, Cigondewah Kaler, Kota Bandung, Jumat (25/12).

Pelatihan diikuti 50 santri yang berasal dari sejumlah pesantren di Kota Bandung. Hadir pada kesempatan itu Kasi Pendidikan Diniah Kanwil Depag Jabar, Drs. Nazir Wiradinata, Kasi Pekapontren Depag Kota Badung, Drs. H. Abdul Aziz, dan Pengasuh Pontren Sindang Resmi, K.H. Agus R. Sanusi.

Menurut Diding, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang berorientasikan peningkatan kualitas moral dan pengembangan sumber daya manusia, memang sudah semestinya memberikan wawasan ilmu dan keterampilan pada siswanya. Supaya para santri mendapatkan wawasan ilmu yang lebih luas.

"Diharapkan, dengan pelatihan seperti ini para santri semakin terbuka untuk melihat berbagai peluang. Dengan demikian, sedikit banyak bisa menurunkan angka pengangguran dan menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha," ungkap Diding.

Sementara itu, Nazir Wiradinata mengungkapkan, para santri harus mengikuti terus tren ilmu pengetahuan dan teknologi, supaya tidak ketinggalan zaman dan dapat meneruskan cita-citanya menjadi masyarakat mandiri.

"Zaman semakin canggih, jangan sampai kita ketinggalan. Kita harus terus mengaktualisasikan diri. Para santri harus menjadi pelopor bagi perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik," ujarnya. (B.46)**

Puluhan Santri Pesantren Ikuti Pelatihan Komputer

Cetak

Email

Banda Aceh, (Analisa)

Sebanyak 20 santri pesantren se-Sumatera mengikuti pelatihan pembelajaran berbasis komputer untuk pengembangan ilmu komputer dan penguatan capacity bulding bagi santri di pondok pesantren.

Pelatihan itu diberikan untuk nara sumber teknis pondok pesantren yang dilaksanakan sejak 9–16 Januari 2010 di Pondok Pesantren Daruzzahidin, Lamceu, Kutabaro, Aceh Besar.

Pimpinan Pesantren Daruzzahidin Tgk. H. Abdul Razak, Lc. mengungkapkan, dengan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pondok pesantren. Santri tidak hanya diajarkan ilmu-ilmu dalam kitab kuning tetapi juga komputer.

Ke-20 peserta pelatihan yakni dari Aceh 9 orang dan sisanya dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau (Kepri) dan Sumatera Barat, yang merupakan program Dirjen Depag RI dan menunjuk Pondok Pesantren Daruzzahidin sebagai pelaksana.

"Pelatihan ini dilaksanakan di empat titik, yakni Kalimantan Timur, Banten dua lokasi dan Aceh,"ungkap Abdul Razak yang juga ketua pelaksana.

Acara dibuka oleh Kakanwil Departemen Agama Aceh diwakili Kasie Pendidikan, Diniyah dan Pondok Pesantren, Saifuddin dihadiri sejumlah pejabat jajaran Kanwil Depag Aceh. (irn)

Dana Otsus dan Migas Diharapkan Dikelola Kabupaten/Kota Singkil, (Analisa)

Tim Pansus DPRK Aceh Singkil mengharapkan pengelolaan dana Otsus dan Migas diserahkan ke kabupaten/kota di Aceh, sehingga pelaksanaannya dapat dipantau langsung oleh daerah bersangkutan.

"Selama ini dana tersebut hanya dikelola oleh pihak provinsi," kata Tim Pansus I DPRK Aceh Singkil dalam laporannya yang disampaikan Masruman pada sidang paripurna dewan, Senin (11/1).

Dikatakan, proyek yang dilaksanakan banyak proyek fisik, terutama dinas pendidikan yang terbengkalai pelaksanaannya. Proyek seakan hanya untuk menghamburkan uang untuk mengejar proyek.

Hal ini terjadi akibat pengawasan yang dilakukan oleh pihak Provinsi Aceh dalam pelaksanaan proyek fisik yang didanai Otsus dan Migas di kabupaten/kota kurang maksimal.

Apabila pelaksanaannya dilakukan kabupaten/kota, maka dia optimis pelaksanaan proyek tersebut berjalan baik karena diawasi oleh masing-masing kabupaten/kota.

Rakyat sangat dirugikan dengan keberadaan proyek itu, karena tujuan proyek adalah untuk menyentuh kepentinggan rakyat. "Jadi provinsi harus sadar sehingga dana yang diperuntukkan bagai rakyat benar-benar bermanfaat dan tidak terbuang sia-sia menjadi bangunan tua," tegasnya. (sjp)

TV

Photobucket